Kamis, 05 April 2018

Trading dan Emosi

Belajar Mengendalikan Emosi Dalam Trading

    Disiplin merupakan salah satu jawaban dalam memperkirakan pasar secara optimal. Trading palingtidak harus mengikuti metode dan sudah seharusnya kita mengikuti metode tersebut, adapun pergerakan pasar merupakan cerminan emosi dari pelaku pasar karena di dalamnya adalah bagaian dari pertempuran teknikal. Untuk itulah boleh disebutkan bahwa trading merupakan sebuah metode sedangkan pasar merupakan cerminan dari sebuah emosi. Sangat sederhana bukan? Namun sering kali yang terjadi adalah sebaliknya sehingga kita terjebak dalam emosional yang berakibat hancurnya strategi pasar yang sudah di rencanakan.
    Salah satu contohnya adalah trader cenderung emosional karena dari perkiraan pergerakan pasar turun ternyata prediksi pasar kita malah naik, kenyataan sebaliknya ini merupakan pemicu dari memuncaknya emosi trader dengan ditandai pasang order berlawanan lagi, atau mengamati pasar mata uang lainnya menjadi semakin gusar dan buka order lagi, jika ini dilakukan terus dan diulang ulang dengan kesalahan yang sama maka harus sesegera mungkin trading dihentikan dan mulai lakukan instropeksi diri.
    Apa yang harus kita instropeksi? Ketika kita order pasar harus selalu mengingat bahwa strategi pasar kita merupakan satu metode yang kita yakini kebenarannya dan hindari bahwa strategi pasar kita merupakan metode yang paling tokcer, bila hal ini terus kita lakukan maka kita semakin tambah kecewa. Ingatlah, dalam kenyataannya strategi yang paling baguspun hanya menghasilkan profit antara 40% hingga 50% setiap kali trade.
    Yakinlah pada metode trading kita telah teruji dan kita pertahankan metode kita sedisiplin mungkin. Biarkan pasar yang emosional menentukan hasil akhirnya, sebisa mungkin jangan gunakan leverage atau volume yang tinggi dengan tujuan menghindari margin call.

Tidak ada komentar: