Senin, 29 Maret 2010

Jenderal Nasution : Menulis Buku yang Dibaca Militer AS


Dalam Revolusi Kemerdekaan I (1946-1948), ketika memimpin Divisi Siliwangi, Pak Nas menarik pelajaran kedua. Rakyat perlu mendukung TNI. Dari sini lahir gagasannya tentang perang gerilya sebagai bentuk perang rakyat. Metode perang ini makin matang setelah Pak Nas menjadi Panglima Komando Jawa dalam masa Revolusi Kemerdekaan II (1948-1949).
Nggak heran, Pak Nas dikenal sebagai peletak dasar perang gerilya melawan kolonialisme Belanda. Gaya perang inilah yang kemudian dipopulerkan oleh Jenderal Sudirman. Dan tahukah Anda, Ho Chi Minh, Pemimpin Besar Vietnam Utara ternyata belajar menggunakan taktik gerilya dari bukunya Abdul Haris Nasution yang fenomenal, Strategy of Guerrilla Warfare. Selain diterjemahkan ke berbagai bahasa asing, karya ini menjadi buku wajib akademi militer di sejumlah negara, termasuk sekolah elite militer dunia, West Point, Amerika Serikat.


Meski tentara AS telah mengembangkan persenjataan yang sangat canggih (penggunaan rudal air-to-air adalah yang pertama kali di dunia digunakan dalam suatu peperangan), tetap aja mereka tak berdaya menghadapi taktik gerilya yang diterapkan NVA dan VC. Gara-gara taktik gerilya itu, AS harus mengeluarkan dana perang yang sangat besar untuk mendukung tentara AS di Vietnam. Dan itu menimbulkan protes keras di dalam negeri sendiri. Gelombang protes silih berganti menuntut pemerintah menarik pasukan AS dari Vietnam. Perang yang berlangsung selama 18 tahun yang merupakan perang terlama yang pernah dialami oleh AS.
Sekalipun hidup dengan perjuangan berliku, toh Tuhan adil. Menjelang akhir hayatnya, Pak Nas diberi penghargaan sebagai Jenderal Besar. Sebuah gelar yang memang layak disandang seorang sekelas Pak Nas. Namun ajal tak bisa dicegah. Tubuh renta Jenderal itu pun menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Gatot Subroto, 5 September 2000. Ia meninggal tanpa kemewahan. Bahkan rumahnya pun tetap terlihat kusam, tak semegah rumah para Jenderal besar di masa Orde Baru. Meski demikian, nilai-nilai luhurnya bisa kita petik.

Tidak ada komentar: