Kamis, 08 Desember 2011

MUSIBAH DATANG BUKAN KARENA BULAN SURO

Ingatlah bahwa setiap kesialan atau musibah yang menimpa, sebenarnya bukanlah disebabkan oleh waktu, orang atau tempat tertentu! Namun, semua itu adalah ketentuan Allah Ta’ala Yang Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi hamba-Nya.


Satu hal yang patut direnungkan. Seharusnya seorang muslim apabila mendapatkan musibah atau kesialan, hendaknya dia mengambil ibroh bahwa ini semua adalah ketentuan dan takdir Allah serta berasal dari-Nya. Allah tidaklah mendatangkan musibah, kesialan atau bencana begitu saja, pasti ada sebabnya. Di antara sebabnya adalah karena dosa dan maksiat yang kita perbuat. Inilah yang harus kita ingat, wahai saudaraku. Perhatikanlah firman Allah’Azza wa Jalla (yang artinya), ”Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri.” (QS. Asy Syuraa [42] : 30)


Syaikh Sholih bin Fauzan hafizhohullah mengatakan, ”Jadi, hendaklah seorang mukmin bersegera untuk bertaubat atas dosa-dosanya dan bersabar dengan musibah yang menimpanya serta mengharap ganjaran dari Allah Ta’ala. Janganlah lisannya digunakan untuk mencela waktu dan hari, tempat terjadinya musibah tersebut. Seharusnya seseorang memuji Allah dan bersyukur kepada-Nya serta ridho dengan ketentuan dan takdir-Nya. Juga hendaklah dia mengetahui bahwa semua yang terjadi disebabkan karena dosa yang telah dia lakukan. Maka seharusnya seseorang mengintrospeksi diri dan bertaubat kepada Allah Ta’ala.” (Lihat I’anatul Mustafid dan Syarh Masa’il Jahiliyyah)


Jadi, waktu dan bulan tidaklah mendatangkan kesialan dan musibah sama sekali. Namun yang harus kita ketahui bahwa setiap musibah atau kesialan yang menimpa kita sudah menjadi ketetapan Allah dan itu juga karena dosa yang kita perbuat. Maka kewajiban kita hanyalah bertawakkal ketika melakukan suatu perkara dan perbanyaklah taubat serta istighfar pada Allah ’Azza wa Jalla.

Sabtu, 29 Oktober 2011

SEBUAH PERTANYAAN DARI SANG IMAM GHAZALI

Suatu hari, Imam al-Ghazali berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu Imam beliau bertanya bebeapa hal. Pertama, “Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?. ”

Murid-muridnya ada yang menjawab orang tua, guru, teman, dan kerabatnya. Imam al-Ghazali menjelaskan semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah “Mati”. Sebab itu sudah janji Allah SWT bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati. (QS. Ali Imran 185)

Lalu Imam al-Ghazali meneruskan pertanyaan yang kedua. “Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?”.

Murid-muridnya ada yang menjawab negara Cina, bulan, matahari, dan bintang-bintang. Lalu Imam al-Ghazali menjelaskan bahwa semua jawaban yang mereka berikan adalah benar. Tapi yang paling benar, ujarnya, adalah “MASA LALU.”

Bagaimanapun kita, apapun kendaraan kita, tetap kita tidak bisa kembali ke masa lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama.

Lalu Imam al-Ghazali meneruskan dengan pertanyaan yang ketiga. “Apa yang paling besar di dunia ini?”.

Murid-muridnya ada yang menjawab gunung, bumi, dan matahari. Semua jawaban itu benar kata Imam Ghozali. Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah “Nafsu” (QS. Al- a’araf: 179). Maka kita harus hati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu membawa kita ke neraka.

Pertanyaan keempat adalah, “Apa yang paling berat di dunia ini?”.

Ada yang menjawab baja, besi, dan gajah. Semua jawaban sampean benar, kata Imam Ghozali, tapi yang paling berat adalah “memegang AMANAH” (QS. Al Ahzab 72). Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka untuk menjadi kalifah (pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan Allah SWT, sehingga banyak dari manusia masuk ke neraka karena ia tidak bisa memegang amanahnya.

Pertanyaan yang kelima adalah, “Apa yang paling ringan di dunia ini?”.

Ada yang menjawab kapas, angin, debu, dan daun-daunan. Semua itu benar kata Imam al-Ghazali. Namun menurut beliau yang paling ringan di dunia ini adalah ‘meninggalkan SHALAT’. Gara-gara pekerjaan kita tinggalkan shalat, gara-gara meeting kita juga tinggalkan shalat.

Lantas pertanyaan keenam adalah, “Apakah yang paling tajam di dunia ini?”.

Murid-muridnya menjawab dengan serentak, pedang. Benar kata Imam al-Ghazali. Tapi yang paling tajam adalah “lidah MANUSIA”. Karena melalui lidah, manusia dengan gampangnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri.

Rabu, 13 Juli 2011

KIAT KEIMANAN HIDUP

MENJAGA DAN MENINGKATKAN KEIMANAN
KEPADA ALLAH SWT
Menurut: DR. Fathi Yakan

1. Melakukan 12 rakaat Sholat Sunnah Rawatib

Faedahnya : Alloh SWT akan membangunkan sebuah rumah di sorga bagi orang-orang yang senatiasa melakukannya. Seperti sabda Rasululloh.”Siapa yang sholat setiap hari 12 rokaat, maka Alloh akan membangunkan sebuah rumah untuknya di sorga”( HR.Muslim)

2. Melakukan Sholat 2 rakaat waktu malam

Faedahnya : Doa dikabulkan, Dosa diampuni dan kebutuhannya dipenuhi.

Rasululloh SAW bersabda : “ Rabb Kami Tabaroka wa Ta’ala setiap malam turun ke langit bumi di sepertiga malam terakhir. Dia berfirman “ Siapa yang berdoa maka akan Aku kabulkan, siapa yang meminta akan Aku beri, dan siapa yang meminta ampun kepada-Ku akan Aku ampuni” (HR Bukhari)

3. Melakukan sholat Dhuha 2,4 atau 8 rakaat.

Faedahnya : Setara dengan sedekah yang harus kita penuhi untuk setiap persendian kedalam setiap hari.

Rasululloh SAW Bersabda, “Disaat pagi setiap persendian seseorang diantara kalian membutuhkan sedekah. Maka setiap tasbih, tahmid, tahlil, takbir menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran adalah sedekah. Dan itu dapat disetarai dengan 2 rakaat yang dilakukan diwaktu dhuha.” ( HR. Muslim)

4. Membaca Surat Al-Mulk

Manfaatnya : Menyelamatkan dari azab kubur.

Rasululloh SAW bersabda :” sesungguhnya ada sebuah surat dalam Al_Quran yang terdiri 30 ayat, akan member syafaat pada seorang yang membacanya hingga ia diampuni.(Hadist Hasan, Riwayat Tirmidzi dan Ahmad )

5. Membaca Laa ilaaha illallahu wahdahu laa syarikalahu, lahul mulku walahul hamdu, wahua alaa kulli syai’in qadiir,” 100 kali setiap hari

Manfaatnya : setara dengan membebaskan 10 budak, dicatat sebagai 100 kebaikan, menghapus dosa(kecil) dan sebagai benteng dari syetan. ( HR. Muslim)

6. Membaca Sholawat atas Nabi SAW.

Manfaatnya : Dijauhkan dari sifat kikir.

Rasululloh SAW bersabda,” siapa yang nersholawat atasku satu sholawat maka Alloh akan bersholawat untuknya 10 kali dengannya. (HR MUSLIM)

7. Selalu beristighfar karena istighfar dapat menghilangkan kesulitan dan meluaskan rejeki. Rasulullah bersabda, “ siapa yang selalu beristighfar maka Alloh akan memberi jalan dari setiap kesulitan dan kegundahannya dan member rejeki dari arah yang tidak disangka sangka( HR, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Al Haakim )

Selasa, 10 Mei 2011

RAHASIA KEKAYAAN HATI

CARILAH HARTA UNTUK AKHIRATMU

Kita tidak boleh iri, kata Rasulullah,
sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari,
kecuali kepada dua kelompok manusia.
Salah satunya adalah orang kaya yang dengan
kekayaannya itu ia banyak membantu sesamanya.

Banyak orang yang tidak menyadari bahwa yang paling penting di dalam hidup ini bukanlah menjadi kaya, tetapi bagaimana membangun orientasi akhirat atas harta yang kita dapatkan. Bagaimana caranya

1. Membangun Pribadi Qana’ah

Qana’ah adalah rela menerima dan merasa cukup dengan apa yang dimiliki, serta menjauhkan diri dari sifat yang tidak puas yang berlebihan. Orang qana’ah selalu giat bekerja dan berusaha, bila hasilnya tidak sesuai, ia tetap rela menerima hasil tersebut dengan rasa syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

2. Menjadi Pribadi Zuhud

Menurut Al-hasan Al-Bashri, zuhud itu bukan mengharamkan yang halal atau menyia-nyiakan harta. Namun zuhud di dunia adalah, “Engkau lebih mempercayai apa yang ada di tangan Allah dari pada apa yang ada di tanganmu. Keadaanmu antara tertimpa musibah dan tidak adalah sama saja, sebagaimana antara orang yang memujimu dengan yang mencelamu sama dalam kebenarannya.

M 3. Menjadi Insan Bersyukur

Orang yang tidak merasa pernah cukup terhadap nikmat yang sudah diberikan, selamanya akan miskin. Adapun orang yang ridha dan bersyukur maka dialah orang kaya yang sesungguhnya.

4 4. Menjadi Pribadi Yang Senang Memberi

Imam Al-Qayyim berkata, “Sesungguhnya sedekah (memberi) memiliki khasiat yang menakjubkan dalam menangkal bahaya sekalipun orang yang bersedekah adalah orang yang berbuat dosa, zalim, atau bahkan kafir. Maka dari itu dengan sedekah, sungguh Allah Ta’ala menahan bagi penderma berbagai macam bahaya. Hal ini sudah diketahui berbagai macam penduduk bumi. Mereka telah memahami kebaikan yang luar biasa dari sedekah, karena mereka telah mencobanya,” ( Buku Rahasia di balik sedekah oleh Imam Fathi Abdul Muqtadar)

Sabtu, 30 April 2011

SEBUAH RENUNGAN


TEMPAT BAGI ILMU

Ilmu adalah sesuatu yang mulia. Artinya, ia juga memerlukan tempat yang mulia, yakni hati para pencari ilmu yang senantiasa bersih. Jika tidak, adanya ilmu tidak malah membawa kepada keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena ia tidak memberikan manfaat kepada penuntutnya. Nah berikut ini adalah beberapa sifat yang harus dimiliki oleh pencari ilmu, hingga diri mereka menjadi “rumah” ideal bagi ilmu itu sendiri.

AKHLAK MULIA
Murid yang baik adalah mereka yang senantiasa membersihkan hati dari akhlak yang tidak baik, seperti dengki, sombong, marah, atau merasa ta’jub terhadap dirinya.

MENGUTAMAKAN ILMU DIBANDING LAINNYA
Pencari ilmu hendaknya lebih menyibukkan diri kepada ilmu dibanding aktivitas-aktivitas dunia lainnya. Hal ini sesuai dengan sebuah ungkapan para salaf, “Ilmu tidak akan memberikan sebagian darinya kepadamu, sebelum engkau memberikan semuanya kepadanya.”

TIDAK SOMBONG TERHADAP ILMU DAN GURU
Para murid wajib menghormati guru mereka, sebagaimana tercermin dari apa yang dilakukan Ibnu Abbas kepada Zaid bin Tsabit. Ibnu Abbas rela mempersilahkan Zaid menaiki tunggangannya, walau beliau harus turun, dengan mengatakan, “Demikianlah perbuatan yang diperintahkan kepada kita terhadap ulama.” (At Thabarani, dishahikan oleh Al. Hakim)
Sikap sombong terhadap ilmu dan guru bias menghalangi murid mendapatkan ilmu. Sebab karena ia merasa cukup dengan apa yang ia peroleh dan gengsi jika mengambil pengetahuan dari guru dan ilmu yang ia anggap rendah.

SABAR MENJALANI TINGKATAN-TINGKATAN KEILMUAN
Ilmu amatlah luas dank arena kelemahan manusia dan keterbatasan umur, kita tidak mampu menguasai banyak ilmu dalam waktu yang singkat, sehingga pencari ilmu hendaknya bersabar dalam melalui tingkatan-tingkatan dalam penguasaan ilmu.
MENGETAHUI ILMU YANG DIPRIORITASKAN
Dalam dunia pendidikan, ada banyak disiplin ilmu yang harus dipelajari. Hal ini menuntut kepada pencari ilmu untuk mengetahui mana ilmu yang harus dipelajari terlebih dahulu, disbanding ilmu yang lainnya.

ORIENTASINYA BENAR
Bagi pencari ilmu, niat baik sebelum mencari ilmu adalah hal yang perlu diutamakan. Hendaklah mereka mencari ilmu dalam rangka untuk wasilah mendekatkan diri kepada Allah, bukan untuk tujuan meraih materi, dan kedudukan di mata manusia atau untuk kekuasaan.
Sumber: edisi khusus suara hidayatullah 2011

Senin, 07 Februari 2011

AGAR HIDUP SEMAKIN BERKAH

Jika hidup kita barokah, maka hilanglah semua masalah. Hidup terasa sangat mudah dan menyenangkan. Tapi bagaimana caranya? Berikut nasehat Rasulullah SAW.


Bisa jadi saat ini kita berada di puncak kesuksesan, harta melimpah ternyata menyebabkan seperti tiada artinya, hidup selalu gelisah dan semakin jauh dengan Allah. Itulah indikasi bahwasanya hidup kita tidak barokah. Bagaimana kita mengembalikan keberkahan hidup? Berikut nasehat para ulama:

•TETAP BERSYUKUR
Allah berfirman dalam QS. An-Nisa ayat 147 “ Mengapa Allah akan menyiksamu jika kamu bersyukur dan beriman? Dan Alloh adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui!
Ayat diatas adalah jaminan bagi kita, bahwa Dia tidak akan menurunkan bencana dan musibah selama kita senatiasa bersyukur terhadap nikmat yang telah dianugerahkan-Nya.
Karenanya marilah kita tingkatkan syukur kepada Alloh atas Nikmat-nikmat yang telah diberikan-Nya.

•JAUHI DOSA
Jika musibah dan kesulitan hidup dating maka yang harus kita lihat adalah dosa apa yang pernah kita lakukan? Sebab ada kolerasi yang kuat antara dosa dan barokah.Menjauhi dosa adalah harga mati untuk menyambut datangnya kembali barokah Alloh.

•DOA DAN USAHA

Tugas kita manusia adalah berusaha dan tawakal. Dalam segala aspek apapun dikehidupan ini sukses dan tidaknya kerja keras kita adalah Alloh yang menentukan. Tawakal bukan berarti seseorang pasrah tanpa mau berusaha. Tapi, pasarah ( kepada Alloh )setelah usaha.

•SABAR

Bila setelah berusaha dan berdoa barokah tidak kunjung melimpah kita tidak boleh berkecil hati. Bila kita orang yang peka dan sensitive imanya, teguran Alloh ini sudah lebih dari cukup untuk menyadarkan kita. Rasul SAW bersabda : “ Tak satupun yang menimpa seorang mukmin, baik berupa kepayahan, sakit, sedih, susah, atau perasaan murung, bahkan duri yang mengenai dirinya, kecuali Alloh akan melebur kesalahan-kesalahannya lantaran kesusahan-kesusahan tersebut.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Salah satu kunci keberkahan hidup adalah menjauhi maksiat dan kemunkaran. Untuk itu mari kita memohon kepada Alloh dengan doa “Allohuma inii as-aluka fi’lal khaairaati wa tarkal munkaraati wa hubbal masaakiini wa an taghfiralii wa tarhamnii wa idza aradta an taquuma fitnatun wa tawafani ilaika wa ana ghairu maftuunin”
Artinya: ”Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu agar senantiasa mengherjakan kebaikan, meninggalkan kemungkaran, mencintai orang-orang miskin dan hendaklah Engkau mengampuni dosaku serta menyayangi aku. Sekiranya Engkau menurunkan bencana, maka matikanlah aku kemb ali kepada-Mu, sedangkan aku tidak terkena bencana itu” (HR. Hakim)