Minggu, 08 Oktober 2017

GURU INSPIRATOR

Generasi Kini, Generasi Krisis Mimpi

Menulis Bebas dan Lepas
     Tulisan ini terinspirasi dari artikel sahabat Bahren Nurdin yang berjudul "Kelas Inspirasi, Mengentaskan Krisis Mimpi". Tidak berlebihan juga jika apa yang diungkapkan sahabat Bahren tentang krisis mimpi walau pun pertama membacanya kesan ganjil muncul ada apa lagi tentang krisis? Bukankah Indonesia sudah banyak krisis, mengapa harus di tambah lagi dengan krisis mimpi?
     Jawabannya ternyata ada pada curhat seorang guru ketika menghadiri sebuah seminar motivasi Hypno-teaching, dari curhat sang guru terungkap bahwa anak-anak kita sekarang sedang mengalami krisis mimpi. Dari mana bisa generasi kita saat ini mengalami krisis mimpi? Kita kembalikan pada saat kecil dulu, tatkala ada pertanyaan dari siapa pun apa itu orang tua, saudara, bahkan teman sepermainan, selalu saja kita siap menjawab pertanyaan sederhana tentang apa cita-cita kita saat nanti beranjak dewasa.
     Dalam pengalaman selama mengajar, kenyataan ini memang benar adanya walau pun ada beberapa siswa dapat menjawab cita-citanya nanti namun jumlahnya sangat kecil di bandingkan dengan siswa yang mampu menjawab dengan cepat apa yang menjadi cita-citanya kelak. Mungkin kita menganggap sepele tentang pertanyaan cita-cita ini, mari kita kembalikan ke diri kita masing-masing. Saat ini kita sudah menjadi orang, tentu apakah kita sadar bahwa apa yang ada pada diri kita merupakan cita-cita/harapan kita pada waktu lampau?
     Secara pribadi ketika waktu kecil, jika di tanya oleh orang apa yang menjadi cita-citamu nak? Pasti saya menjawab cita-citaku ingin jadi gurunya tentara. Sekian lama pertanyaan itu telah terwujud saya jadi seorang guru dan bukannya guru tentara. Artinya mimpi untuk menjadi guru telah menjadi nyata, sedikit cerita seorang sahabat yang saat ini menjadi polisi, dalam setiap tindak tanduk sekecil apapun sampai pada cara berbusana saat latihan PRAMUKA sang sahabat ketika di tanya selalu ingin jadi polisi. Sekian lamanya sang sahabat menjadi seorang polisi, luar biasa dengan mimpi-mimpi kecil saat itu.

Butuh Inspirasi
     Generasi kita saat ini adalah generasi berbeda dengan saat kita dulu. Waktu kita kecil bila ingin bermain mobil-mobilan kita harus memulai prosesnya dari awal, yaitu dari mencari bahannya dari batang pohon pisang untuk bodi mobil hingga ban mobil dari hatinya pohon pisang serta as rodanya masih harus cari dari batang daun pepaya dan juga sepotong kayu bambu. Setelah bahan tersedia semua barulah dibentuk menjadi sebuah mobil yang siap dipergunakan untuk balapan. Inspirasi muncul dari permainan yang membutuhkan proses ini, aku besar nanti mau jadi pembalap, kalau aku ingin jadi polisi, aku ingin jadi insinyur yang bisa membuat mobil, inilah mimpi-mimpi kecil itu.
     Dari mimpi jadi kenyataan, itu pasti karena setiap apa yang diperbuat setiap dari apa yang telah di ucapkan selalu di nilai Allah sebagai do'a. Setiap dari kita harus dapat memberikan inspirasi pada calon generasi emas kita. Jika kita seorang guru paling tidak dapat menginspirasikan ke siswa bagaimana usaha Albert Einstein sampai bisa menemukan rumus terkenal, padahal sebelumnya Albert kecil adalah seorang anak yang mendo dan bebel, ternyata potensi mimpi Albert kecil dapat muncul dari mendapatkan inspirasi yang di dapat dari sang paman.
     Dalam sebuah kesempatan sahabat Bahren yang berdomisili di Jambi juga sempat menjadi Inspirator Kelas Inspirasi. Kelas Inspirasi adalah kegiatan yang mewadahi profesional dari berbagai sektor untuk ikut serta berkontribusi pada misi perbaikan pendidikan di Indonesia. Melalui program ini, para profesional dari berbagai latar belakang profesi diharuskan cuti satu hari secara serentak untuk mengunjungi dan mengajar di sekolah dasar. Kegiatan ini sangat baik dilakukan, karena sekaligus siswa bersentuhan langsung dengan mimpi-mimpi mereka. Pastilah di dalamnya muncul decak kagum dari siswa, wah sangat keren kalau aku jadi pilot, jadi dokter, jadi polisi.
 

 
      

Tidak ada komentar: