Senin, 26 Agustus 2013

SIAP KURIKULUM 2013?

Beban Pemikiran di K13
oleh: Ahmad Amin Udin, S.Pd, S.ST

Ini hanyalah opini yang setiap orang bisa berbeda presepsi, bagi guru yang tidak terlalu di rugikan pada Kurikulum 2013 barangkali tidak terlalu terpengaruh oleh opini yang berkembang di masyarakat pendidikan. Tapi saya yakin dan sepakat jika Kurikulum 2013 ini begitu memiliki pengaruh sangat besar bagi seorang guru, bukan karena kualitas kurikulumnya karena kalau membicarakan kualitasnya saya sendiri masih meragukan, alasanya belum bicara tentang kualitas kurikulum ini banyak menuai protes dari kalangan pendidik, pakar, dan pemerhati dunia pendidikan.

Pertama kali diwacanakan banyak dari kalangan dunia pendidikan meragukan kurikulum ini, ada beberapa alasan pertama, kurikulum terdahulu "Kurikulum KTSP" masih belum terlihat hasilnya karena wujud dari cita-cita membentuk generasi yang berkarakter masih jauh dari harapan. Kedua, kalangan pendidik masih menganggap kurikulum baru banyak mengurangi hak mengajar, dan jam mengajar. Karena kurikulum baru ini lebih banyak mengurangi jam mengajar, meskipun total jam mengajar per minggu bertambah. Khusus mata pelajaran yang tidak ada seperti TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi), Bahasa Daerah, IPA dan IPS SD memberikan permasalahan guru pada beban mengajar dan alih profesinya guru yang sudah memiliki sertifikat pendidik. Ketiga, Standard pendidikan yang diharapkan terlalu tinggi khususnya pada peralatan TI (Teknologi Informasi) kita tahu tidak semua sekolah mampu menyediakannya. Keempat, pengalihan profesi mengajar memunculkan masalah baru bagi sekolah, dengan harus menyediakan Sumber Daya Manusia yang memadai.

Pengalaman dari teman yang mengikuti pelatihan instruktur Kurikulum 2013 tingkat SMP ternyata menyisahkan masalah bagi guru TIK. Untuk guru TIK diharuskan mengajar sesuai bidang study masing-masing mengingat banyak guru TIK bukan berasal dari guru TIK. Patut di sayangkan ketika TIK di hapus di mata pelajaran tingkat SD sampai SMA/SMK padahal banyak guru TIK yang melakukan penyesuaian dengan melakkan sekolah lagi agar mata pelajarannya linier. Untuk mengganti mata pelajaran TIK dari teman yang mengikuti pelatihan Kurikulum 2013 diinformasikan guru TIK mengajar Prakarya yang terdiri dari Pertanian dan Peternakan, saat ini pengembangan silabusnya masih dikembangkan namun apa yang didapat dari hasil lokakarya pelatihan Kurikulum 2013 ternyata menyisahkan beban bagi guru TIK untuk belajar lagi ilmu pertanian dan peternakan. Ini adalah masalah serius yang tidak bisa secara instan bisa diatasi. Sampai saat ini pun materinya, silabusnya, persiapan buku teksnya nyaris tak terdengar padahal tahun ajaran baru bagi sekolah yang menjalankan Kurikulum 2013 sudah berjalan.

Ternyata, K13 menyisahkan masalah yang bagi pemerintah tidak dapat diselesaikan dengan tuntas. Pakar Kurikulum masih melihat standard pendidikan dikota tanpa memperhatikan luasnya negara, letak geografis, kemampuan SDM, aneka ragam budaya dan kearifan lokal. Opini ini hanyalah ungkapan diri pribadi, silakan memberi komentar. Semoga pendidikan kita lebih maju.

Tidak ada komentar: