Rabu, 27 Mei 2015

WELCOME TO BANYUWANGI

Banyuwangi Kota Festival 2015

Tari Gandrung Banyuwangi
     Sudah jamak jika orang Banyuwangi atau bahkan yang bukan orang Banyuwangi mengatakan "Banyuwangi kota Festival" perkataan ini mengingatkan saya pada salah satu adik kelas saat kuliah di IKIP Malang sekarang Universitas Negeri Malang yang kini menjadi salah satu anggota DPRD Kota Tulungagung. Memang diakui Banyuwangi kini menjelma kota festival bisa dibayangkan salah satu kota yang dalam satu tahun berisi bermacam-macam kegiatan hanyalah Banyuwangi yang ada di Indonesia atau bahkan di seluruh duia baru Kota Banyuwangi saja ... hebat...!
     Saat ini saja ada tiga kegiatan sekaligus yang pelaksanaannya tingkat propinsi dimana pada bulan sebelumnya ada kegiatan Internasional berupa Tour de Banyuwangi Ijen, even tingkat Propinsi Jawa Timur ini meliputi kegiatan Musyabaqah Tilawatil Quran tingkat Propinsi Jawa Timur yang diadakan pada tanggal 23 - 30 Mei 2015, selanjutnya tanggal 31 Mei - 4 Juni kegiatan Pekan Seni Pelajar se Jawa Timur dan even tingkat propinsi yang terakhir adalah Pekan Olah Raga Provinsi Jawa Timur V tanggal 6 - 13 Juni 2015.
     Kegiatan tingkat Internasional dan tingkat propinsi masih belumlah cukup karena masih banyak lagi kegiatan lokal di tahun 2015. Tentunya dari agenda kegiatan besar selama satu tahun ini memiliki arti sendiri dalam dunia usaha, pariwisata, pendidikan dan sosial ekonomi masyarakat yang terus menggeliat istilah Banyuwanginya "Jenggirat Tangi". Kegiatan-kegiatan tingkat Internasional, Nasional dan Provinsi memberikan iklim usaha perhotelan yang luar biasa karena hampir 90% hunian hotel dari kelas penginapan biasa sampai hotel berbintang ludes, laris manis.
     Berkah lainnya adalah dikenalnya hasil bumi, kuliner, budaya lokal masyarakat Banyuwangi. Omset penjualan kuliner, kerajinan, batik gajah oling mengalami trend penjualan yang naik di hari-hari  biasanya, belum lagi semakin dikenalnya obyek wisata Banyuwangi yang sangat banyak. Ambil saja Kawah Gunung Ijen dengan Blue Fire nya yang membuat banyak orang penasaran, dan juga Pulau Merah dan Plengkunng sebagai jujukan para peselancar dunia untuk melakukan kegiatan tingkat Internasional.
     Inilah salah satu keuntungan dari Banyuwangi kota Festival. Semoga trend ini menjadi agenda rutin dan semakin baik saja gaung kegiatan ini dengan dilibatkannya masyarakat dari semua unsur secara langsung mau pun tidak langsung. "Banyuwangi jenggirat tangi", merupakan yel-yel masyarakat Osing Banyuwangi yang juga sering di bawa-bawa oleh Danang peserta DAcademy2 di Indosiar. Ya....beginilah masyarakat Osing selalu ada dimana-mana.

Selasa, 12 Mei 2015

Sex Dan Sensasi Artis

Stop Publikasi Berlebihan

porno, porno, porno
Dunia hiburan sontak ramai lagi dengan kabar keterlibatan artis yang terlibat dalam dunia esek-esek, sangat memprihatinkan dengan nilai fantastis dengan harga 80 an juta hingga ratusan juta, orang kaya dapat membeli cintanya sang artis. Melihat pemberitaan di media yang begitu gencar sesungguhnya menjadi tontonan yang dapat menyebabkan masalah negatif bagi saya. Mengapa demikian? Jelek pikiran, orang yang rendah tarap pemikirannya atau gampang nekat dapat saja terjerumus karena melihat pemberitaan yang seakan-akan dapat diartikan menjadi seorang PSK atau mucikari dapat dengan cepat menjadi kaya.

Pertentangan demi pertentangan dan beda pendapat akan lebih memperparah suasana, terlebih ada wacana "mengkomersialkan prostitusi", sesungguhnya bagaimana pun dengan dalil apapun jika prostitusi ilegal mau pun legal tetap saja banyak ruginya. Ruginya semakin banyak orang yang asalnya baik menjadi tidak baik karena terjerumus dengan cara dipaksa, dijual, menjual diri atau tertipu, punya hutang atau pun yang paling populer masalah ekonomi. Kita wajib menyatakan di depan jangan sampai prostitusi menjadi legal, kasihan generasi mendatang.

Publikasi berlebihan sangat mengkhawatirkan, contoh sederhana masalah "borak" pada makanan tertentu dapat menyebabkan seorang pedagang yang asalnya tidak tahu bagaimana cara menarik keuntungan luar biasa dengan cara "nakal" menjadi tahu, dari apa? Ya .... dari pemberitaan di media. Kita harus sadari masyarakat luas sangat cepat menyerap ketidakberesan di dunia ini daripada menyerap atau mengikuti hal yang benar.

Kasus prostitusi online yang melibatkan artis, sungguh membuat kita prihatin, apa yang telah dilakukan oleh artis-artis muda kita? Apakah karena sudah mulai redup cahaya kejayaan lalu pasrah terjun atau menawarkan diri ke lembah hitam? Atau hanya untuk mencari keuntungan ganda, yaitu sensasi? Apa pun jawabannya kita harap generasi muda yang berprofesi selebriti hendaknya hiduplah sederhana karena usia kejayaan hanyalah sehitungan jari tangan itu tidak lebih atau mungkin hanya tangan satu saja kejayaan akan habis. Mumpung masih jaya berdermalah, hidup sederhana tidak ada yang salah, dan memikirkan hari tua hidup damai adalah lebih bijak dari pada muda, pesta pora dan kaya raya, mati masuk neraka.
 

Senin, 04 Mei 2015

UJIAN NASIONAL

UN dalam HARDIKNAS

Jujur salah satu "taman" pendidikan
     Hari ini Senin, 4 Mei 2015 merupakan awal kegiatan Ujian Nasional yang dilakukan secara serempak di seluruh Indonesia. Barangkali Ujian Nasional 2015 ini dapat membawa angin segar bagi putra putri bangsa Indonesia karena bisa jadi pelaksanaan Ujian Nasional tahun ini diharapkan tidak menjadi polemik seperti waktu lalu. Ketentuan lulus dan tidak lulus menjadi kewenangan sekolah sepenuhnya tentunya dengan batas-batas dan aturan tertentu.
    Secara kebetulan pelaksanaan Ujian Nasional SMP bertepatan dua hari setelah pelaksanaan hari Pendidikan Nasional 2 Mei. Hari yang disakralkan oleh kalangan dunia pendidikan mengingatkan akan peran Ki Hajar Dewantara dengan perguruan Taman Siswa-nya. Setiap peringatan Hari Pendidikan Nasional tidak terlepas dari sosok figur Ki Hajar Dewantara ini sudahlah pasti. Sebagai bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara menyebut sekolah sebagai "taman" yang berarti tempat belajar yang menyenangkan. Ironisnya, sampai sekarang sekolah-sekolah di Indonesia belum dapat mencerminkan "taman" seperti yang dikonsepkan Ki Hajar Dewantara tersebut.
     Dalam sambutannya pada saat Upacara HARDIKNAS 2 Mei 2015 Mendikbud, Anies Baswedan menyatakan, "Sekolah harus melibatkan semua komponennya, baik guru, orangtua dan siswa dalam proses belajarnya. Sekolah harus memiliki pembelajaran yang relevan dengan kehidupan serta memiliki ragam pilihan dan tantangan," ungkap Mendikbud di Kemendikbud.
     Tema HARDIKNAS 2015 ini adalah: "Pendidikan sebagai Gerakan Pencerdasan dan Penumbuhan Generasi Berkarakter Pancasila", pemerintah sendiri menginginkan dan menekankan pendidikan sebagai gerakan dengan menumbuhkan karakter Pancasila. Sehingga pendidikan tidak bisa dipandang sebagai sebuah program semata, semua masyarakat harus bersatu padu ikut terlibat. Untuk itulah harapan Mendikbud Anies Baswedan mengharapkan seluruh pihak semangat dapat mengembalikan semangat Ki Hajar Dewantara bahwa sekolah harus menjadi tempat belajar yang menyenangkan. Pendidikan sebagai sebuah kegembiraan, pendidikan yang menumbuhkembangkan potensi peserta didik agar menjadi insan berkarakter Pancasila.
     Jelaslah sebagai pendidik untuk saat ini harus mampu mewujudkan generasi yang cerdas, berkarakter Pancasila, dan berupaya menjadikan sekolah sebagai "taman" bagi anak didik. Barangkali tiga tugas mulia ini (menurut penulis) adalah sebuah renungan yang harus dicari bagaimana cara mewujudkannya. Mengapa? Telah terungkap anak-anak kita menjadi seorang peserta didik yang sudah tidak betah berlama-lama disekolah, buktinya masih ada siswa membolos, masih ada siswa ketika ada pengumuman libur dengan sangat bersuka ria bertepuk tangan. Bisa saja konsep "taman" bagi stakeholder pendidikan telah tidak terwujud pada diri siswa dan khususnya sekolah tidak mampu menghadirkan konsep "taman" dalam lingkungan sekolah.