Selasa, 17 Agustus 2010

65 TAHUN INDONESIA MERDEKA

REFLEKSI ANAK BANGSA



Dicatat dari sejarah bangsa yang merdeka 65 tahun lalu, di bulan suci Ramadhan 65 tahun yang lalu bangsa ini bergeliat membebaskan diri dari belenggu. Perjuangan dan do’a anak bangsa generasi masa lalu telah tergapai dan terwujud dalam pekik takbir perjuangan “Arek-arek Surabaya 10 Nopember 1945” oleh Bung Tomo di “Radio Pemberontak” Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Merdeka atau Mati”. Membela Negara untuk Merdeka dengan darah dan air mata seantero Nusantara, mati sahid dalam ladang jihad untuk merdeka telah tertanam dalam jiwa kesatria yang berbalut “Merah Putih”.

Kini 65 tahun kita merdeka, harapan dari sebuah kenangan masih belum terwujud, kita masih butuh jihad (perjuangan) mengisi kemerdekaan dengan membangun mentalitas bangsa yang beragam budaya dengan Pancasila yang religious, jujur, berkeadilan social. Sebagai anak bangsa kita bangga menjadi Indonesia. Banyak anak bangsa yang kini berjihad untuk Negara dengan tanpa pamrih di lading-ladang jihad bidang ekonomi, bidang politik, bidang pemerintahan, bidang social, bidang teknologi, bidang olah raga, bidang ilmu pengetahuan yang kesemuanya berkobar dalam jiwa “Merah Putih” dengan pekik takbir kemerdekaan “Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar” kobarkan semangat jihad (perjuangan) anak bangsa, berjuang tanpa pamrih tegakkan supermasi hokum, supermasi politik, supermasi kejujuran pemegang kendali bangsa, luluhlantakkan Korupsi, Kolusi, Nepotisme bangsa.
Jangan jadikan bangsa ini hanya sebuah bangsa yang bisanya menghargai jihad (perjuangan) dengan symbol belaka “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawan” padahal pahlawan tidak pernah minta “dihargai”, seandainya mereka dapat melihat kita yang merdeka, pahlawan kita menangis, menangis meneteskan air mata yang tiada habisnya.